Taniloka.id – Pandemi atau wabah global benar-benar menjadi pukulan telak bagi dunia. Tidak hanya Indonesia, namun seluruh dunia terdampak dengan keganasan virus yang serangan pertama kali diberitakan berasal dari kota Wuhan di China tersebut.

Perekonomian dunia kalang kabut, harga minyak dunia terjun bebas, nilai mata uang babak belur, industri penerbangan tutup, pariwisata sepi, hotel dan restauran dijauhi, sekolah diliburkan, waktu kerja dibatasi, bahkan yang mengerikan adalah pemutusan hubungan kerja massal. Semua negara menggemakan untuk tetap tinggal di rumah saja. Dilarang untuk bepergian, berkeruman dan melindungi tubuh dari kemungkingan paparan virus corona.

Lantas bagaimana dampak pandemi di sektor agribisnis Indonesia sendiri ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut bisa kita urai dari daerah yang mempunyai korban Covid19 tertinggi, seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Bogor, Bandung. Bisa dilihat bagaimana cara penanganan dalam mencegah penyebaran virus tersebut, yaitu dengan penetapan status PSBB Penetapan Sosisal Berskala Besar. Dengan status tersebut mengakibatkan banyak aktivitas terganggu bahkan terhenti.

Perubahan mendasar yang bisa dilihat adalah mobilitas masyarakat berkurang bahkan terhenti. Semua orang dipaksa untuk tinggal dirumah, sehingga menyebabkan tempat pembelanjaan sepi. Pasar ditutup sehingga aliran barang dari desa juga terputus. Acara-acara yang mengundang banyak orang terpaksa dilarang. Akibatnya, hasil panen pertanian, peternakan dan perikanan yang seharusnya menjadi konsumsi dalam acara menjadi tidak dibutuhkan. Banyak hasil panen yang akhirnya dibuang atau diobral dengan harga murah. Seperti panen bunga hias yang biasanya untuk dekorasi, terpaksa dibuang atau untuk pakan ternak. Harga telor dan daging ayam menjadi turun karena secara mendadak over supply, peternak sudah terlanjur panen sedangkan pasarnya tutup.

Sampai kapan ini akan berlangsung?

TINGGALKAN BALASAN :

Masukkan komentar anda
Masukan nama anda disini